SEJARAH DESA PETANDAKAN

Administrator 25 November 2020 10:23:31 WITA

           Berdasarkan cerita orang tua (penglingsir) Ketut Serimadia, yang di anggap orang yang sangat peduli dengan sejarah dan yang menekuni babad-babad, bahkan dijuluki balian oleh kalangan banyak orang terutama oleh warga Desa Petandakan, bahkan telah diakui oleh orang dari luar desa,hal ini di buktikan dengan banyaknya orang yang mohon petunjuk tentang kehidupan,maupun mohon obat karena ia sakit. Yang bersangkutan mengatakan kepada seorang keponakannya yang bernama : Made Gelgel S.Pd dengan pekerjaan seorang Kepala Sekolah Dasar No. 2 Petandakan dan sekaligus sebagai guru agama dan TPLH Desa Petandakan, menceritakan sebagai berikut,sesuai dengan cerita almarhumnya.

           Pada jaman dahulu kala desa ini bernama Desa Pesandekan, disebabkan letak desa ini sangat strategis, merupakan lokasi yang terletak ditengah antara Kota Singaraja dengan daerah pegunungan sampai dengan Pancasari, sehingga seorang yang berkepentingan dari desa ke kota dan dari kota ke desa pegunungan, maka desa ini di anggap paling cocok dijadikan tempat beristirahat, melepaskan lelahnya sebelum melanjutkan perjalanannya dari desa ke kota dan dari kota ke desa, sehingga disebutlah Desa Pesandekan. Berdasarkan arti dari kata Desa Pesandekan ini adalah sebagai berikut : Desa berarti wilayah atau daerah, Pesandekan berasal dari kata “ Sandek “ (Ami ) yang artinya tahan dapat imbuhan awalan “ pa “ dan akhiran “ an “ yang berarti tempat, maka dapat diartikan suatu daerah atau wilayah tempat beistirahat, dalam Bahasa Bali dapat diterjemahkan sebagai tempat mareren(tempat mengasi) /melepas lelah. Begitu dalam waktu yang lama, banyak orang tertarik untuk tinggal di tempat ini, sehingga lama kelamaan menjadi Desa yang berpenduduk bertambah banyak terus.

           Tersebutlah pada saat Kerajaan Buleleng akan bertempur mengadakan puputan di jagaraga, maka Raja Buleleng meminta bantuan kepada Raja Kelungkung agar bersedia datang ke Buleleng untuk membantu mengadakan puputan di jagaraga dan permohonan ini di setujui oleh Raja Kelungkung, sehingga Raja Kelungkung mengirim utusan ke Buleleng untuk membantu Raja Buleleng.

           Kedatangannya di Buleleng langsung menuju Puri Buleleng dan disana beliau mengadakan suatu jamuan dan pertemuan, sekaligus membahas setrategi perang untuk keesokan harinya. Diceritakan pada pagi harinya berangkatlah rombongan Raja Buleleng dengan Raja Kelungkung dari Puri Buleleng masuk ke wilayah timur melewati Desa Bakung dan lanjut ke timur menyebrangi sungai dan sampai sebelah timur sungai Buleleng oleh karna berangkatnya sangat tergesa-gesa maka setelah di seberang sungai ada salah satu Patih Raja untuk membuang air besar, sehingga bersembunyilah ia buangkotoran di bawah pohondapdap dengan tidak sempat menaruh peralatan perangnya, termasuk dengan keris saktinya. Oleh karna kesaktian kerisnya maka pada saat itu pula semua daun dapdap beserta bunganya tiba-tiba semua jatuh berguguran, sehingga di pastulah Desa itu agar bernama Desa Sari Runtuh, setelah itu maka beliau melanjutkan perjalanan ke timur dan sampai memasuki Daerah Pesandekan, di daerah ini maka kecapeanlah pasukan itu semua, sehingga mengaso di Desa ini, ada seorang Patih yang termasyur kesaktiannya yaitu Ki Patih Petandaka, yang paling berkompeten menentukan strategi perang itu, selama mengaso di Petandakan beliau mendapatkan firasat bahwa beliau akan di anugerahi keris kemenangan jika berkenan menginap di pesandekan ini, dengan demikian beliau bermalam/menginap di desa pesandekan, dan mohon anugerah kemenangan, dan ternyata beliau mendapat anugerah (paica) berupa pedang dan keris dan diiringi sabda agar mempergunakan pedang dan keris di dalam peperangan. Ternyata pedang dan keris itu memang ampuh sekali untuk berperang sehingga beliau sangat dikjaya, dan sampai saat ini dalam sejarah Ki Patih Petandakan sangat terkenal kesaktiaanya. Oleh karna beliau merasa mendapat kedikjayaan di desa Pesandekan ini, maka beliau dating lagi ke pesandekan dengan membangun dua patung di depan Pura Dalam yang di sebu Dewa Patih wayan dan dewa Patih Made dan sampai saat ini patung ini masih ada dan memakai senjata pedang, semenjak itu Desa Pesandekan ini sangat terkenal, sebab jika sampai di pesandekan maka mereka mengaso dan memohon doa restu di Palinggih Dewa Patih Wayan dan Dewa Patih Made dan ternyata terkabulkan semua.

           Mengingat jasa Ki Patih Petandakan membangun patung itu dan sehubungan dengan banyaknya orang yang berhasil orang memohon di tempat ini maka, lama kelamaan sepakatlah desa ini dirubah namanya menjadi Desa Petandakan yang berasal dari nama Ki Arya Petandakan yang berarti: Tandak/Tandakin (bahasa bali) yang artinya layani mendapat awalan pa dan akhiran an yang berarti tempat, maka Desa Petandakan mempunyai arti Desa atau tempat melayani orang/membantu orang.

           Demikianlah sekilas sejarah dari Desa Petandakan menurut penuturan para orang tua, dan sampai sekarang ini masih diyakini bahwa Desa Petandakan adalah tempat mohon bantuan atau tukang tandakin (Bhs Bali), terbukti sampai saat ini banyak orang-orang yang dari luar Desa Petandakan membayar kaul dan maturan sangat banyak ke Desa Petandakan.

 

 

Komentar atas SEJARAH DESA PETANDAKAN

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookTwitterYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Lokasi Petandakan

tampilkan dalam peta lebih besar